;

Info Menarik

Jumat, 19 Juni 2009


Kata ‘demam berdarah’ adalah suatu kata yang sepanjang tahun sering diucapkan karena penyakit ini menjadi salah satu penyakit tersering penyebab masyarakat mengalami rawat inap di rumah sakit & cukup fatal sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit akut (segera) yang banyak ditemukan di negara tropis seperti Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue yang terdiri dari 4 golongan (serotipe). Virus ini disebarkan & masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai ‘nyamuk siang’. Virus dengue hanya dapat ditularkan ke orang lain oleh nyamuk Aedes dari penderita DBD yang masih/sedang mengalami demam.
Gejala dari DBD yang utama adalah demam yang mendadak tinggi yang disertai oleh pegal-pegal atau nyeri sendi/otot, nyeri kepala, & kadang disertai oleh bintik-bintik merah di kulit. Gejala lain yang mungkin timbul pada orang-orang tertentu adalah mual, muntah, & nyeri perut. Demam pada DBD memiliki ciri khas yang disebut demam ‘pelana kuda’ atau 2 fase (bifasik), demam pada beberapa hari pertama, sempat menurun, lalu kembali naik.
Yang menyebabkan bahayanya DBD adalah di awal penyakit ini seperti penyakit flu-pilek biasa atau demam yang tiba-tiba membaik setelah 3-4 hari padahal serangan penyakit belum berhenti yang menyebabkan terlambatnya penderita memperoleh pertolongan & mengakibatkan kematian. Dokter pun kadangkala salah menegakkan diagnosis penyakit ini akibat tidak khasnya gejala-gejala DBD di awal.
Dalam pemeriksaan laboratorium darah rutin, akan ditemukan penurunan jumlah trombosit (komponen darah yang berfungsi dalam pembekuan darah) yaitu lebih rendah dari 100 ribu per mm kubik & pengentalan darah yang membuat meningkatnya nilai hematokrit. Kadang jika dibutuhkan dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa tes serologi untuk memastikan bahwa penyakit tersebut adalah benar DBD.
Pada penyakit DBD yang telah bertambah parah, sering terjadi perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit. Paling sering terjadi adalah perdarahan saluran cerna yang ditandai dengan muntah darah, tinja berwarna hitam seperti aspal, atau bercampurnya tinja dengan darah segar, ini tergantung dari lokasi perdarahan. Selain itu, bisa juga terjadi perdarahan gusi, bintik-bintik perdarahan di bawah kulit setelah dilakukan tes bendungan, lebam merah di bawah kulit secara spontan, & perdarahan di tempat suntikan yang sulit berhenti.
Darah yang semakin kental akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah ke berbagai bagian tubuh mengakibatkan penumpukan cairan. Penumpukan cairan paling sering terjadi di paru, sehingga pasien dapat mengalami sesak nafas. Jika terus bertambah parah, akan terjadi shock (DSS) yang ditandai dengan penderita yang terlihat sangat gelisah, tekanan darah yang turun drastis, denyut nadi melemah, kulit dingin, sampai dapat mengakibatkan kematian.
Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus untuk DBD. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penyakit ini adalah hanya berupa dukungan medis untuk mencegah penderita jatuh ke keadaan yang lebih buruk. Pada penderita DBD tahap awal yang tidak dirawat inap diminta untuk banyak minum (contoh: susu, air teh, minuman isotonik) & banyak istirahat. Untuk gejala-gejala yang terjadi seperti demam & nyeri sendi/kepala dapat diberikan pengompresan & obat penurun panas/pereda nyeri. Obat antibiotik tidak diperlukan dalam pengobatan DBD terkecuali ada infeksi bakteri yang bersamaan dengan DBD.
Penderita DBD yang harus menjalani rawat inap diberikan cairan melalui infus untuk mencegah kekurangan cairan & darah bertambah kental. Menurut standar terbaru penanganan DBD, tidak diperlukan pemberian transfusi darah ataupun komponen darah trombosit, terkecuali untuk kasus-kasus tertentu yang dinilai dokter sangat diperlukan pada keadaan shock.
Sampai saat ini belum ada vaksin/imunisasi atau perlindungan untuk mencegah terjadinya DBD. Untuk mencegah DBD yang terbaik adalah mengendalikan tempat hidup nyamuk Aedes yang biasanya ada di genangan air bersih. Ini dapat dilakukan dengan menutup tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang dapat menjadi tempat air tergenang, mengeringkan tempat genangan air seperti selokan, pemberian bubuk larvasida (contoh: Abate) di bak atau penampungan air, & menjaga kebersihan lingkungan.
Sangat disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami demam selama 3 hari yang tidak membaik disertai adanya laporan orang lain yang menderita DBD di sekitar penderita misalnya di sekitar rumah tempat tinggal atau tempat kerja/sekolah untuk mencegah penyakit DBD yang lebih serius/parah.
Kutipan ini saya kutip dari: http://konsulsehat.web.id/?s=demam+berdarah&Submit.x=0&Submit.y=0



Baca Juga kategori yang sama di bawah ini...!!!



0 komentar:

Posting Komentar